Kita adalah 2 sisi mata uang, berada pada koin yang sama, namun tak pernah membuat kita sejajar, hanya terus berbalik arah, aku dengan arah mata koinku, dan kamu dengan arah mata koinmu. walau selalu berada dalam satu koin, tapi kita tak pernah bisa satu arah.
Aku dan kamu adalah dua jalan yang bersimpangan, walaupun berjalan di arah yang sama, namun kita tak bisa berada di jalan yang sama. Aku dengan jalanku, dan kamu dengan jalanmu.
Kamu adalah matahari dan aku adalah bulan. walaupun kita berada dalam satu orbit yang sama, tapi kita tak bisa muncul dalam waktu yang sama. kamu dengan siangmu, dan aku dengan malamku.
Kita bagaikan teduh dan terik walaupun kita muncul di langit yang sama, namun nuansa yang kita bawa tak pernah sama. aku dengan sejukku, dan kamu dengan panasmu.
Lalu....
Tak bisakah kita bersama?
Tentu saja bisa! bukankah tak ada yang mustahil?
Tentu bisa andai kau mau mengganti posisi mata koinmu lalu mengisi angka yang kosong dalam sisi mata koinku.
Tentu saja bisa... Andai saja kau mau berbalik arah lalu berjalan di jalanku. Jalan dimana aku menunggumu.
Tentu saja bisa, andai kau menggantikan posisimu sebagai matahari dan menjadi bintang. Sehingga kita bisa bersinar bersama kala malam.
Tentu saja bisa, andai saja kau mau mengalah dan mengubah terikmu menjadi teduh. sehingga kita bisa membawa nuansa yang sama, di langit yang sama.
Lalu kenapa tak kau coba? Karena dia? Karena kau berpura pura tak mampu melakukannya?
Aku tau kau mampu, hanya saja kau tak mau mengalahkan keegoisanmu. Keegoisanmu untuk berhenti memberiku harapan palsu.
Apakah kau masih ragu? Untuk apa ragumu itu? Tak taukah kau gelisah dan kalut fikiranku karena sikapmu?
Bukan kau ragu, kau hanya berpura-pura tak mau tau!