HELL-o freakers in the world Welcome to my cave land

Rabu, 19 Juni 2013

Warna yang ku pilih :)

Pendar cahaya yang kau kilaukan semakin membingungkan, abu-abu.
Aku bahkan tak bisa membedakan mana yang lebih dominan darimu, hitamkah, atau putihkah?
Ketika putihmu muncul, namun di sisi lainnya hitammu muncul bersamaan. Membuat warna itu semakin mengabur, semakin membingungkan.
Dan ketika warnamu pun belum ku ketahui kepastian nya, warna-warna lain muncul dan mengacaukan gabungan cahaya yang pada dasarnya memang belum jelas namun tetap pada ketidak jelasan.
Warna-warna lain bermunculan berlomba-lomba ingin menjadi yang lebih dominan, padahal yang ku mau putihmu yang mendominasi.
Aku hanya ingin memilih warna, dan dipilih warna yang ku pilih.
Aku hanya ingin mencintai warna, dan tak ku pungkiri aku juga ingin dicintai warna yang ku cintai.
Aku hanya ingin menggoreskan satu warna di lembar kehidupan yang akan ku jalani, dan juga ingin warna itu menggoreskan kisahnya bersamaan dengan kisahku.
Bukankah itu mudah?
Tapi yang banyak terjadi justru hal mudah itu yang sulit untuk di lakukan.
Aku meminta tuhan untuk mendongengkan kisah bahagia, namun yang ia dongengkan sekarang adalah kisah panjang dan rumit yang tak tau bagaimana penyelesaian nya.
Namun aku tetap merajuk, aku merajuk pada tuhan agar menuliskan akhir bahagia pada kisah yang rumit ini.
Karena selama yang aku tau, semua dongeng berakhir bahagia.
Jadi, kenapa kita tidak?