HELL-o freakers in the world Welcome to my cave land

Senin, 03 November 2014

Biru

Lelah bermain dengan warna, tapi aku lebih bosan dengan abu-abu.
Tak pernah berhasil usahaku untuk menghapus warna merah, tintanya terlalu tebal, dan warnanya terlalu terang, menyilaukan. tak peduli seberapa banyak aku menggoreskan warna putih agar membuatnya netral tapi warna merah itu tetap dominan.
Aku lelah dengan merah.
Mati rasa aku dengan merah.
Hampir buta warna aku karena merah.
Tapi tanpa sengaja, aku melihat warna itu. Warna yang memang pada dasarnya warna kesukaanku, biru.
Begitu tenang, damai, menyejukkan, perasaan yang sama ketika aku memandangi lautan dan langit, biru yang memang pada dasarnya warna kesukaanku.
Ia tak berbuat hal yang istimewa, tapi tanpa sengaja ia telah berhasil dari awal membuat kertas kehidupanku berubah. Mem-blok sedikit demi sedikit warna merah menjadi putih, lalu mengisi dengan warnanya sendiri, biru.
Ia berhasil dengan caranya sendiri, tanpa memerlukan banyak usaha, hanya dengan caranya sendiri.
Dan setelahnya, ia hanya menyadarkanku kembali bahwa dari awal aku memang tertarik padanya, pada birunya, bukan merah, apa lagi abu-abu. Hanya biru.
Tapi setelah ia menggoreskan warna biru perlahan, aku tak tau pasti apakah warna itu akan mendominasi atau hanya sejenak mengisi?
Aku ingin biru ku, tapi aku tak tau apa yang diinginkan biruku.
Aku ingin memiliki biruku, tapi biru itu belum dimiliki dan ia tak ingin dimiliki.
Aku ingin dihiasi oleh biruku, tapi aku tak tau apakah biru itu hanya menghiasi lembaranku ataukah orang lain juga.
Hanya saja rasanya begitu tepat.
Hanya saja seakan tuhan memang menuntun warna biru itu untukku.
Hanya saja seperti tuhan memang mentakdirkan biru untuk mengisi lembaranku.
Karena sampai saat ini warna birulah yang selalu kuminta pada tuhan untuk mengisi lembaranku dalam setiap doa, dalam setiap sujud, dalam setiap helaan nafas, biru yang selalu kuminta.
Lalu mungkinkah biru itu untukku?
Bukankah tak pernah ada kebetulah?
Setiap hal yang terjadi, tuhan pasti memiliki maksud tertentu.
Lalu mungkinkah ini terjadi pada biruku?