Kamu adalah sebuah pembelajaran yang sangat berharga, tanpa kamu sadari, kamu telah mengajarkanku banyak hal.
Bagaimana cara merebahkan cemas lalu kemudian bangkit dan panik, bagaimana aku ingin menghindari karena takut merasa sakit namun yang aku lakukan justru terus mengulangi walaupun pahit.
Kamu keraguan terbesar dalam hidupku. Raguku,
Kita ini apa?
Rasa ini apa?
Aku dimatamu itu apa?
Berartikah aku?
Pentingkah aku?
Pedulikah kamu denganku?
Kenapa kamu sangat peduli?
Memangnya sejauh mana aku berada di hidupmu?
Kenapa kamu suka sekali menjatuhkan lalu menerbangkan?
Kenapa kamu mau menjadi tempat berlariku yang paling nyaman?
Lelahkah kamu dengan rengekanku?
Lelahkah kamu menajamkan telinga mendengar cerita dan rajukanku?
Kenapa aku seperti diambang orang penting dan biasa saja di hidupmu? Menurut perasaanku.
Aku tak mau mendengar ucapan mereka, apa kata mereka tentang di tingkatan mana posisiku dalam hidupmu, apa celotehan mereka tentang pedulinya kamu denganku, dan semua "kata mereka". Karena yang aku hadapi bukan "mereka", tapi kamu. Aku hanya ingin mendengar kata yang keluar dari bibirmu, tentang aku, tentang kamu, dan bagaimana kita.
Bukan, bukan aku berpura-pura tolol, namun aku selalu membuang jauh sekali 'kode' dalam menanggapi perasaanku. Aku lebih suka kau jelaskan secara gamblang, kau utarakan langsung dengan bibirmu. Jika bibirmu tak bisa berujar, ketikab jarimu juga tak apa, asalkan kau tuturkan dengan jelas tanpa kiasan.
Maaf jika ternyata hanya aku yang mengada-ada tentang kita, kalau mungkin hanya aku saja yang merasa kau bingungkan padahal kamu tak pernah ingin aku menghiraukan.
Dan lagi, terimakasih telah menjadi pelajaran berharga dalam hidupku. Apapun kamu dan kita, aku beruntung, sangat beruntung pernah mengenal kamu dalam hidupku. Karena kamu manusia tersabar dalam menghadapiku setelah orangtua dan keluargaku. Karena kamu selalu mendengar rengekan dan tangisku tanpa tatapan jengah, selalu membantu aku selama kamu mampu walaupun disela semua kesibukanmu, dan untuk semua yang pernah kamu lakukan untukku.
Sekali lagi terimakasih untuk semuanya, apapun kamu, apapun kita, aku tetap menyayangimu. Aku pun tak tau 'ini' menyayangimu dalam batasan yang mana, dalam batasan apa, karena aku sendiri pun bingung, tapi yang terpenting, aku menyayangimu, terimakasih sudah pernah dan mungkin masih 'akan' melengkapi beberapa bagian hidupku yang masih janggal.
Terimakasih, untukmu,
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
How's???